...
Home Muslimah Menikah antara Bersegera dan Tergesa

Menikah antara Bersegera dan Tergesa

by Umi Aga
Menikah antara bersegera dengan tergesa-gesa

Menikah disunnahkan bersegera dan dilarang tergesa-gesa. Bersegera, bukan berpatokan pada cepat atau lambatnya proses menuju pernikahan. Tetapi lebih berdasarkan pada kemaslahatan dan kemafsadatan bersama.

Ada perbedaan mendasar antara pernikahan yang disegerakan dengan pernikahan yang dilaksanakan secara tergesa-gesa. Kita akan membicarakan masalah ini melalui dua cara. Pertama, melalui tanda-tanda hati (mudah-mudahan Allah menjernihkan hati kita). Kedua, melalui perumpamaan yang dapat dipikirkan oleh akal. Berikut ini penjelasan dari keduanya:

Tanda-tanda Hati

Kalau kita menyegerakan nikah karena niat yang jernih, insyaAllah hati kita akan merasakan ketenangan jiwa saat menghadapi masalah-masalah. Kita merasa yakin, meskipun harapan dan kekhawatiran meliputi dada. Kita merasa tenang, meskipun ada sejumlah masalah yang membebani dan menyita perhatian.

Ketenangan dan beban masalah bukanlah dua hal yang bertentangan. Seperti seorang ibu saat menghadapi persalinan, ia merasakan ketenangan hati dan keyakinan. Meskipun harus melewati perjuangan mendebarkan yang melelahkan secara fisik dan ketegangan psikis. Namun, ketegangan ini bukan sejenis perasaan tidak aman.

Lain halnya dengan tergesa-gesa. Ketergesa-gesaan ditandai perasaan tidak aman dan hati yang diliputi kecemasan yang memburu. Seperti berdiri di depan hewan buas. Ada perasaan ingin cepat-cepat berlari pergi menjauh. Kalau berlari, takut dikejar dan terjatuh. Kalau tetap berdiri di dekatnya, tidak ada kepastian dan ada kekhawatiran akan dimangsa.

Rasulullah Saw. bersabda, “Mintalah fatwa dari hatimu. Kebaikan itu adalah apa-apa yang tenteram jiwa padanya dan tenteram pula dalam hati. Dan dosa itu adalah apa-apa yang syak dalam jiwa dan ragu-ragu dalam hati, walaupun orang-orang memberikan fatwa kepadamu dan mereka membenarkannya.” (HR. Ahmad).

Tanda-Tanda Perumpamaan

Kalau suatu saat kita naik motor dan menjumpai tikungan tajam, apa yang kita lakukan? Apakah kita akan segera membelokkan kemudi tanpa mengurangi kecepatan karena ingin cepat sampai? Atau, kita mengurangi kecepatan sedikit, menelikung dengan miring, dan sesudah berbelok baru menambah kecepatan sedikit demi sedikit?

Cincin Nikah Sebagai Simbol Ikatan Abadi

Cincin Nikah Sebagai Simbol Ikatan Abadi

Jika kita memilih yang pertama, sangat mungkin kita terpental sendiri. Kita terjatuh, sehingga harus berhenti sejenak atau agak lama. Baru kemudian dapat meneruskan perjalanan. Keinginan kita untuk cepat sampai di tempat tujuan dengan tidak mengurangi kecepatan, apalagi justru dengan menambah kecepatan, tidak membuat kita lebih cepat sampai dengan tenang, tenteram, dan aman.

Bisa-bisa, kalau kecepatan kita tetap antara sebelum berbelok dengan saat-saat berbelok, kita justru terpental. Antara gaya sentrifugal dan gaya sentripetal, tidak seimbang.

Jika kita memilih yang kedua, insya Allah kita akan dapat sampai lebih cepat. Awalnya memang mengurangi kecepatan, tapi sesudah betul-betul memasuki tikungan dengan baik, kita bisa menambah kecepatan. Jika kita mengurangi kecepatan lebih banyak lagi, kita bahkan dapat membelok tanpa harus memiringkan badan banyak-banyak.

Jalan yang lempeng adalah tamsil dari masa melajang, masa ketika masih sendiri. Belokan adalah proses peralihan menuju status baru, menikah dan berumah tangga. Sedang jalan berikutnya yang kita lalui setelah berbelok, adalah kehidupan keluarga setelah menikah. Pilihan pertama adalah sikap tergesa-gesa untuk menikah, sedangkan pilihan yang kedua adalah menyegerakan.

Mudah-mudahan Allah Ta’ala memasukkan kita ke dalam golongan orang-orang yang menyegerakan, bukan tergesa-gesa. Semoga Allah menjadikan pernikahan kita barakah dan mendapat ridha Allah. Saya memohon perlindungan kepada Allah dari penjelasan yang tidak menambah kejelasan. Mudah-mudahan apa yang kurang dalam tulisan ini menjadikan kita berhati-hati. Mudah-mudahan apa yang terang, menjadikan kita mempunyai keyakinan hati. Mantap dalam melangkah.

0 comment

You may also like

Leave a Comment