7 Amalan Mulia di Bulan Muharram. Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah dan memiliki makna yang istimewa bagi umat Muslim. Dianggap sebagai salah satu bulan suci, Muharram menawarkan banyak kesempatan bagi umat Islam untuk melakukan amalan-amalan mulia. Bulan ini dipenuhi dengan momen-momen berharga untuk merenungkan dan memperkuat hubungan dengan Allah Swt serta meningkatkan hubungan baik dengan sesama umat manusia.
Dalam artikel ini, kami akan mengupas tujuh amalan mulia di Bulan Muharram yang diwariskan dari Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Setiap amalan memiliki keutamaan dan faedah yang luar biasa, dan melaksanakannya di Bulan Muharram akan memberikan nilai tambah spiritual yang besar. Marilah kita eksplorasi amalan-amalan tersebut lebih lanjut.
Daftar Isi
1. Bersyukur kepada Allah Swt
Bersyukur adalah tindakan yang sangat ditekankan dalam ajaran Islam. Bulan Muharram adalah waktu yang tepat untuk merenung dan bersyukur atas segala nikmat yang telah diberikan Allah Swt. Al-Quran mengajarkan kita untuk bersyukur karena dengan bersyukur, kita akan mendapatkan lebih banyak berkah. Dalam Surah Ibrahim ayat 7, Allah Swt berfirman, “Jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya siksa-Ku sangat pedih.”
Bulan Muharram menjadi momentum untuk merefleksikan kehidupan kita, mengingat nikmat-nikmat Allah, dan berterima kasih atas segala hal baik yang telah Dia berikan. Dalam kesibukan sehari-hari, seringkali kita lupa untuk menyadari betapa banyak hal yang sebenarnya patut kita syukuri. Oleh karena itu, manfaatkan Bulan Muharram ini sebagai kesempatan untuk membiasakan diri bersyukur dalam segala kondisi.
2. Membaca Doa Awal dan Akhir Tahun
Bulan Muharram merupakan awal tahun Hijriyah, yang merupakan waktu yang istimewa untuk memohon berkah, keberkahan, dan perlindungan dari Allah Swt. Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk membaca doa pada awal tahun untuk memohon ampunan atas dosa-dosa yang telah lalu serta memohon petunjuk dan keberkahan di tahun yang baru. Begitu pula, pada akhir tahun Hijriyah, kita juga dianjurkan untuk berdoa sebagai ungkapan syukur atas nikmat-nikmat yang telah Allah berikan sepanjang tahun yang berlalu.
Baca juga: Adab Berpakaian dalam Islam yang Perlu Diperhatikan
Dalam menyambut tahun baru Hijriyah, kita seharusnya mengingat dan meneladani Nabi Muhammad SAW. Beliau selalu memulai dan mengakhiri setiap kegiatan atau periode hidupnya dengan doa kepada Allah Swt. Doa menjadi sarana bagi kita untuk mendekatkan diri kepada-Nya, merenungkan perjalanan hidup, serta berkomitmen untuk meningkatkan kualitas diri di masa yang akan datang.
3. Berhijrah Menuju Pribadi Mulia
Bulan Muharram mengingatkan kita pada peristiwa bersejarah hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah pada tahun 622 Masehi. Hijrah ini bukan hanya sekedar perpindahan fisik beliau dan para sahabat, tetapi juga merupakan simbol dari keteguhan hati, keberanian, dan kepasrahan mereka kepada kehendak Allah Swt.
Hijrah bukan hanya terkait dengan perpindahan tempat, tetapi lebih dalam lagi, hijrah batiniah. Kita semua dapat mengambil pelajaran berharga dari hijrah Nabi dan para sahabatnya, yaitu keberanian untuk meninggalkan perilaku buruk dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik. Bulan Muharram adalah waktu yang tepat untuk berintrospeksi dan merenungkan perjalanan hidup kita, serta berkomitmen untuk berhijrah menuju kebaikan dan menjauhi dosa dan kesalahan di masa yang akan datang.
4. Berpuasa Sunnah Tasu’a & Asyura
Bulan Muharram menyediakan kesempatan bagi kita untuk mendapatkan pahala yang besar dengan berpuasa pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Puasa pada tanggal 9 Muharram, yang dikenal sebagai puasa Tasu’a, disunnahkan bersama dengan puasa Asyura pada tanggal 10 Muharram. Puasa Asyura merupakan puasa hari kesepuluh Muharram, yang mengandung keutamaan besar dan dapat menghapuskan dosa-dosa setahun sebelumnya.
Ibadah puasa Tasu’a dan Asyura juga memiliki makna sejarah yang penting dalam Islam. Pada hari ini, Allah Swt menyelamatkan Nabi Musa AS dan Bani Israel dari penindasan Fir’aun dengan membelah Laut Merah. Rasulullah SAW pun berpuasa pada hari Asyura sebagai ungkapan syukur atas penyelamatan Bani Israel. Dalam sebuah hadis riwayat Abu Qatadah, Nabi bersabda: “Puasa Asyura itu menghapuskan dosa setahun yang telah lalu.” (HR. Muslim)
Dengan berpuasa Tasu’a dan Asyura, kita berkesempatan untuk menghapus dosa-dosa kita serta mendekatkan diri kepada Allah Swt. Amalan ini juga mengingatkan kita akan peristiwa bersejarah dalam Islam yang memiliki makna mendalam.

7 Amalan Mulia di Bulan Muharram
5. Memperbanyak Sedekah
Bulan Muharram merupakan saat yang tepat untuk memperbanyak amal kebajikan, terutama sedekah. Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok yang sangat dermawan, dan lebih dermawan lagi di bulan Muharram. Sedekah bukan hanya berarti memberikan bantuan finansial, tetapi juga bisa berupa memberikan waktu, perhatian, atau bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Dalam Al-Quran, Allah Swt berfirman: “Siapakah yang memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan melipatgandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak.” (QS. Al-Baqarah: 245)
Sedekah adalah salah satu cara untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt dan mendapatkan keberkahan dalam hidup. Dengan memperbanyak sedekah di Bulan Muharram, kita membuka pintu keberkahan dan rezeki yang melimpah dari Allah Swt. Sedekah juga memiliki potensi untuk menyucikan jiwa dan menghapuskan dosa-dosa. Sebagaimana Rasulullah SAW pernah bersabda: “Sedekah itu dapat memadamkan murka Allah dan menghalangi datangnya bencana.” (HR. Tirmidzi)
Amalan sedekah tidak hanya memberikan manfaat bagi penerima sedekah, tetapi juga bagi diri kita sendiri. Rasulullah SAW pernah mengumpulkan para sahabatnya dan bertanya, “Apakah ada di antara kalian yang punya makanan?” Seorang sahabat menjawab, “Saya, wahai Rasulullah.” Beliau lalu bersabda, “Maka undanglah beberapa tamu.” Ternyata, para tamu yang diundang adalah orang-orang miskin dan yatim piatu. Dalam sebuah riwayat, sahabat tersebut berkata, “Saya melihat di wajah Rasulullah SAW kegembiraan yang tak tertandingi ketika melihat kami memberikan makanan kepada mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)
6. Menyantuni Anak Yatim Piatu
Menyantuni anak yatim piatu adalah amalan mulia yang sangat dianjurkan dalam Islam. Rasulullah SAW adalah sosok yang sangat mencintai anak yatim dan selalu mengingatkan para sahabatnya untuk memperlakukan mereka dengan penuh kasih sayang dan keadilan. Berbuat baik kepada anak yatim piatu menjadi salah satu ciri keutamaan seorang Muslim yang sejati. Dalam sebuah hadis riwayat Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang merawat dan mengasuh anak yatim, kami berdua akan berada di surga seperti dua jari ini.” Beliau menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah beliau. (HR. Bukhari)
Baca juga: Tips Memilih Pakaian Wanita yang Islami dan Modis
Bulan Muharram menjadi momen yang tepat untuk lebih peka terhadap kebutuhan anak yatim piatu dan memberikan dukungan nyata bagi mereka. Dengan memberikan perhatian, kasih sayang, dan bantuan kepada anak yatim piatu, kita membantu mereka merasa dicintai dan dihargai. Setiap tindakan kecil yang kita lakukan untuk membantu anak yatim piatu akan diberkahi oleh Allah Swt dan memberikan dampak besar bagi mereka.
7. Menyambung Tali Silaturrahim
Menjaga dan menyambung tali silaturrahim adalah amalan mulia yang seringkali diabaikan oleh banyak orang. Bulan Muharram adalah momen yang tepat untuk memperbaiki hubungan yang renggang, memaafkan kesalahan orang lain, serta berkomitmen untuk memperkuat hubungan sosial dan keluarga. Rasulullah SAW bersabda: “Tidak akan masuk surga orang yang tidak menyambung silaturrahim.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Silaturrahim adalah ikatan persaudaraan dan persahabatan antar sesama manusia yang ditekankan dalam ajaran Islam. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW mengibaratkan silaturrahim sebagai hubungan yang kuat dan tidak terputus seperti tali panjang: “Silaturrahim tidak akan memutus tali sedangkan mendermakan tidak akan membuat miskin.” (HR. Bukhari)
Sambung menyambungkan tali silaturrahim juga merupakan bentuk rasa syukur kita kepada Allah Swt atas hubungan sosial yang Dia anugerahkan kepada kita. Dengan berusaha menjaga silaturrahim, kita tidak hanya mendapatkan keberkahan dalam hidup ini, tetapi juga berharap memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah Swt di akhirat kelak.
Kesimpulan
Bulan Muharram adalah waktu yang istimewa bagi umat Muslim untuk melakukan amalan-amalan mulia. Dengan bersyukur kepada Allah, membaca doa awal dan akhir tahun, berhijrah menuju pribadi mulia, berpuasa sunnah Tasu’a dan Asyura, memperbanyak sedekah, menyantuni anak yatim piatu, dan menyambung tali silaturrahim, kita dapat memperkuat hubungan dengan Allah Swt serta mempererat ikatan kasih sayang dan kebersamaan dengan sesama manusia. Semoga amalan-amalan ini memberikan manfaat spiritual yang besar dan mengantarkan kita pada keberkahan di tahun yang baru. Aamiin.